Wokeeee
hai..... hai..... hai......... Akhirnya bisa kembali juga melanjutkan Sekilas
Dua Kilas Cerita di Bali . Yak..... tidak usah berlama-lama mari kita
lanjutkan ke sesi cerita selanjutnya.
Keesokan harinya nih, kami akhirnya berangkat ke Art Centre di
Denpasar-Bali untuk Festival kategori Teenager Choir dengan membawakan lagu Set
me as a seal dan Alleluia for our time. Untunglah kata pelatih kami penampilan
kami cukup memuaskan walaupun kami hanya bisa mendapat perak di urutan ke tiga.
Walaupun festival untuk hari itu sudah selesai, kami belum bisa
bersantai-santai udah gitu keliling-keliling Bali. Kami ke bus lalu berganti
baju official 2nd BICF dan makan siang. setelah makan dan bla bla bla bla, kami
melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke ISI Denpasar untuk rehersal
stage for Musica Sacra Choir Festival. Yah walaupun sempat menunggu agak lama
untuk rehersal stage, kami cukup dibuat takjub dengan latihan-latihan
competitor yg lainnya dimana mereka juga bisa dikatakan memiliki suara jauh
lebih baik diatas kami.
Menunggu dan menunggu dan akhirnya kami dipersilakan untuk masuk stage dan melakukan check panggung. Karena kelamaan mengatur sana dan sini, akhirnya dengan terpaksa waktu 10 menit yg diberikan panitia terbuang percuma pada saat check panggung, kami terpaksa disuruh turun padahal kami belum selesai check panggung karena waktunya sudah lewat. Memalukan sih tapi yah apa boleh buat namanya juga panitianya disiplin, bukan kayak orang indonesia wkwkwkkwkwkwkkwk. :D just kiddong :p
Menunggu dan menunggu dan akhirnya kami dipersilakan untuk masuk stage dan melakukan check panggung. Karena kelamaan mengatur sana dan sini, akhirnya dengan terpaksa waktu 10 menit yg diberikan panitia terbuang percuma pada saat check panggung, kami terpaksa disuruh turun padahal kami belum selesai check panggung karena waktunya sudah lewat. Memalukan sih tapi yah apa boleh buat namanya juga panitianya disiplin, bukan kayak orang indonesia wkwkwkkwkwkwkkwk. :D just kiddong :p
Oke!!! hari kedua (23/7) di Bali sedang kami jalankan pada saat itu. Pada
malam harinya kami kembali berlatih seperti biasa sampai hampir tengah malam
untuk festival paduan suara besok dalam kategori Musica Sacra. Malam ini sama
dengan malam kemarin, gue dengan 10 orang teman gue gak diperbolehkan bernyanyi
oleh pelatih kami yang katanya "profesional". Sedih sih iya
tapi ada juga temen gue yang di sana malah senang gak nyanyi di lagu ini.
Katanya biar nggak capek ada lagi yang bilang yang penting jalan2 nya (mungkin
karena gak pernah ke Bali atau mungkin gak pernah naik pesawat
xixixixixixixixiixixixi :D *Bagi yang merasa sorry ye. Just kiddong :D
:P*)
Walaupun begitu, hari-hari dan jam-jam istirahat kami yang seharusnya
digunakan untuk istirahat, malah kami gunakan seperti :
Menggosip
di kamar .... (Bagi yang tahu isi sendiri *takut yg punya kamar marah :D*)
Pergi
ke ABC Mart
Saling
silaturahmi ke kamar yang lainnya
Ngadain
rapat besar di kamar yang kamarnya pun besarnya tak seberapa (Sampe sesak
nafas. Mana
Foto-foto
(udah wajib wkwkkwkkwkwkwk)
On
Line di Facebook, Twitter sambil nge-update status dan balas notif2 dari temen2
yg ada di Medan
Nelepon-neleponan
padahal teman yang ditelepon jaraknya hanya beberapa meter (ngabisin gratisan)
Nelepon
mamak
SMS-an
ama si doi wkwkkwkwkw
Loncat-loncat
udah gitu jatuh dan tak bisa bangkit lagi dan tenggelam dalam luka dalam.
mugnkin
begitulah keseharian yang biasanya kami lakukan kalau misalnya berada di
penginapan yang tak seberapa itu.
Yak kita lanjutkan keesokan harinya (24/7) pada festival paduan suara
Musica Sacra Category. Hari itu kami jalani dengan suka hati walaupun conductor
kami malam sebelumnya sempat drop karena nggak makan siang. Selesai acara
lomba, kami kembali ke bus. Di bus sempat sih kami meminta kepada kepala
sekolah kalau hari itu kami diajak keliling Bali. Namun karena kepala sekolah
kami bersikeras hari itu kami harus latihan, otomatis kami tidak jadi keliling
Bali dan hanya mengunjungi Monumen Sejarah Perjuangan Rakyat Bali. Monumen ini
hampir sama seperti Monumen Nasional di Jakarta namun yang membedakan disini
adalah gaya arsitektur bangunannya yang khas Bali. Di kisah perjalanan ke
Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini, gue punya cerita menarik. Awalnya
teman-teman gue pada nolak untuk turun walaupun sebagian dari kami turun. Kata
mereka kalau ke taman siang-siang gini sama aja bikin kulit hitam lah dan bla
bla bla bla. Ternyata eh ternyata tempat yang kami kunjungi tersebut lebih dari
sekedar sebuah taman saja. Melainkan di tengah taman itu ada sebuah tempat
seperti museum untuk memperingati bagaimana perjuangan rakyat Bali sendiri. Nah
udah cukup penjelasannya, sekarang gue merasa kasihan dengan teman-teman gue
yang nggak ikut turun dengan kami waktu itu. Mengapa? karena tempat nya itu
bisa dikatakan indah dan asri sampai2 gue kayak berada di langit ke 7 men. Dan
yang gue paling takutin nih ya, kalau nanti gue nyebarin foto-foto kami di
monumen itu, gue takutnya yang gak ikut turun demo ke kami udah gitu minta
nurunin harga BBM eh salah maksudnya ngeroyok kami.
(Berlanjut
ke sesi ketiga...)
Mana nih part 3 nya, udah nungguin 😅
BalasHapusMana nih part 3 nya, udah nungguin 😅
BalasHapus